Selasa, 03 April 2012

DIP (Survey Pengelompokkan Adopter)

PENDAHULUAN



        inovativeness adalah derajat dimana seseorang atau sekelompok orang relativ dapat menerima ide – ide baru dengan cepatdaripada orang lainnya. Adopter adalah orang/kelompok yang memakai atau menerima suatu inovasi. Hubungan antara innovativeness dengan adopter adalah kecepatan seseorang atau kelompok dalam menerima suatu inovasi yang ada sesuai dengan tingkat keinovatifannya. Dari innovativeness tersebut, terdapat pengelompokkan adopter , yaitu :
1. Inovator: Adalah kelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru. Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya. Orang-orang seperti ini lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini memiliki gaya hidup dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman atau relasi.

2. Pengguna awal: Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator. Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru.

3. Mayoritas awal: Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.

4. Mayoritas akhir: Kelompok yang ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi inovasi.

5. Laggard: Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya, dan menganggap mereka ketinggalan zaman. 



Dari teori adopter tersebut, masuk ke pengelompokkan yang manakah kalian ?

Pembahasan 

Dari penjelasan yang dikemukakan diatas maka dalam forum grup DIP (Difusi Inovasi Pendidikan), diadakan survey kecil-kecilan yang diadakan untuk mahasiswa TP’10 NR, survey tersebut bertujuan untuk mengamati para mahasiswa masuk ke pengelompokkan adopter inovator, early adopters, early majority, late majority, dan leggards. 


       Setelah survey dilakukan dari 42 member terdapat 35 Member yang menjawab pertanyaan dalam forum tersebut. Dari 35 koresponden dibagi dengan banyaknya jawaban dari masing-masing sekitar 7 koresponden merasa dirinya masuk kekategori inovator, 5 koresponden memilih early adopters, 10 Koresponden memilih Early Majority, 2 koresponden late majority, dan tidak ada yang memilih leggards. Namun, ada juga beberapa koresponden yang memiliki jawaban berbeda, termasuk saya, hehe. Koresponden-koresponden tersebut memilih dua jawaban tersebut dikarenakan ada dua pengelompokkan adopter didirinya, ada juga yang menginginkan pengelompokkan adopter tersebut namun, ia merasa lebih masuk ke pengelompokkan adopter yang lain.
      Jawaban lain tersebut yaitu 1 koresponden merasa antara inovator dan juga pengadopsi awal, 1 koresponden memilih antara early majority dan akhir majority (saya hehehe), antara early adopters dan early majority terdapat 3 koresponden. Menjawab forum namun tidak menjawab dirinya masuk ke pengelompokkan adopter ada 6 koresponden. Dan member yang tidak menjawab forum ’adopter’ 6 member.


      Dari survey yang dilakukan di ketahui aneka alasan para koresponden mengenai pengelompokkan adopter, yaitu paling banyak memilih mempermudah pembelajaran/mengatasi masalah juga faktor hambatan masing-masing 6 koresponden. Selanjutnya meningkatkan kualitas pendidikan juga memperhatikan keuntungan dan kerugian suatu inovasi masing-masing terdapat 3 koresponden. Ada pula yang memilih pelopor inovasi yang terdapat 2 koresponden atas pilihan tersebut. Namun ada juga yang menjawab teori adopter tanpa menyebutkan dirinya masuk ke pengelompokkan mana.





Ini adalah polling hasil survey tersebut tertinggi diduduki oleh kelompok Early Majority, Posisi kedua ditempati inovator, posisi ke tiga ditempati yang tidak memilih pengelompokkan dan member yang tidak menjawab forum. Setelahnya terakhir pada posisi early adopters dan jawaban lain.

Maka dapat disimpulkan mayoritas mahasiswa tepe’10 nr lebih cenderung merasa dirinya early majority.

Penutup

        Dalam pengelompokkan inovasi kita dituntut untuk menjadi inovator, terlebih mahasiswa tepe yang menyediakan kemudahan dan berbagai sumber belajar dibidang pendidikan. Dengan penambahan kurva pengelompokkan inovasi yang tadinya sekitar 2,5 persen menjadi setidaknya 10 % maka akan berimbas pada elemen-elemen penting lainnya tidak hanya fokus pada pendidikan namun ekonomi, sosial, budaya dsb. Maka dari itu kita harus jeli melihat banyaknya inovasi yang bisa kita terapkan untuk kedepannya bagi diri sendiri dan sekitar.



SUMBER : FACEBOOK.COM/GRUPDIP

MAAF BILA HASIL POLLING SANGAT TIDAK BAGUS KARENA ADA UNSUR KESALAHAN TEKNIS. Terima Kasih




0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates