Jumat, 27 April 2012

Kumpulan Foto Artisitik dari berbagai sumber

FOTO-FOTO ARTISTIK DARI BERBAGAI SUMBER


















Minggu, 15 April 2012

Tugas observasi psi


Tugas Observasi          
Pengembangan Sistem Instruksional



Nama : Dara Zarbiah
NIM    : 1215106082

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012






Latar Belakang :    
     Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, terutama di Indonesia. Karena pendidikan sendiri mempunyai fungsi penting bagi seseorang, mulai dari menyalurkan cita-cita dan impiannya, hingga memperbaiki unsur-unsur penting dalam kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik, sampai dengan nilai kehidupan yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Bukan hanya hak menempuh pendidikan saja, tetapi kelayakan dalam proses belajar mengajar juga perlu didapatkan para peserta didik dan pendidik. Dari kekurangan PBM tersebut, maka muncullah kendala-kendala yang dirasakan perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan pastinya. Mulai dari infrastruktur, sarana prasarana, sistem pengajaran, media pembelajaran, sumber daya cipta, hingga permasalahan pada para guru contohnya bertahun-tahun mendidik masih menyandang guru honorer. Didalam observasi saya kali ini, saya banyak mengamati dan merasakan kendala-kendala peserta didik, penddik, hingga pengelola dalam menjalankan tugas mereka masing-masing. Masih banyak sekali keterbatasan yang ada. Tetapi keterbatasan itu perlu dipecahkan permasalahannya, tidak hanya para warga sekolah saja, namun pemerintah dan juga lembaga pendidikan harus membantu dan saling bergotong royong dalam mewujudkan pendidikan berkualitas, kuantitas dan bermutu.

Metode Observasi :
Melalui pengamatan langsung
Melalui wawancara
Melalui Kuesioner kepada beberapa siswa

Hasil Observasi :
Nama sekolah yang dituju : SDN 04 Jati Padang, Jln. Bacang RT06/01. Kelurahan Jatipadang. Kecamatan Pasar Minggu.
Kegiatan sekolah: Dimulai dari pukul 13.00-16.00 (Senin-Sabtu)
Sasaran Observasi : Untuk kelas 5 SD dalam pelajaran Matematika
Sumber : Bu Riya (Guru Matematika), Sekar (Siswa), Dito (Siswa), Chandra (Siswa)

Pengamatan:
Infrastruktur sekolah, Sarana dan Prasarana
Ruang Kelas layak digunakan
Ruang kelas mencukupi untuk semua siswa
Tidak adanya perpustakaan, perpustakaan sekolah digabung dengan ruang guru/kepsek
Keadaan kelas atau sekolah termasuk bersih dan nyaman
Adanya sejumlah papan kecil yang terdapat diatas koridor sekolah berupa kata-kata motivasi

Kondisi sarana dan prasarana seperti toilet guru dan siswa, hingga ruang kelas cukup terpelihara kebersihnnya
Lahan sekolah dan bangunannya termasuk luas dan cukup besar, bebas banjir, namun lokasinya kurang strategis untuk diketahui banyak masyarakat.
Media pembelajaran sangat sedikit, yang terlihat hanya foto-foto para pahlawan saja tidak ada yang lainnya. Guru sangat jarang bahkan ada yang tidak pernah membuat media pembelajaran untuk memudahkan penyampaian materi

Tidak adanya lab komputer dan kurangnya ruang kelas menjadikan SD ini tidak mempunyai mata pelajaran komputer.
Buku paket pelajaran dipinjami dari sekolah dalam jangka waktu yang ditentukan

Pendidik
Jumlah pendidik ada 9. 6 guru mewakili setiap tingkatan kelas, 3 guru dikhususkan untuk pelajaran Agama, B.Inggris, dan Olahraga
Semua guru disini semuanya telah menempuh gelar sarjana
Ada beberapa guru yang masih menyandang guru honorer walaupun sudah bekerja bertahun-tahun
Peserta Didik
Jumlah siswa secara keseluruhan dari kelas 1 sampai kelas 6, yaitu 197 siswa
Mayoritas murid memiliki latar belakang ekonomi yang kurang mampu
Jumlah rata-rata UN untuk tiga mata pelajaran 7, 68
Wawancara dan kuesioner
1. Apa yang menjadi kendala siswa dalam belajar Matematika ?
Kurangnya memahami rumus yang diberikan guru. Kondisi kelas yang berisik karena ada beberapa siswa yang bercanda dan mengobrol, menjadikan siswa yang lainnya tidak fokus. Guru juga kurang terdengar suaranya, sehingga yang dibelakang terkadang tidak paham apa yang sedang dijelaskan guru.
Pola pembelajaran dikelas: Guru memberikan teori, setelah itu memberikan tugas latiha kepada para siswa.
2. Apa kendala guru tersebut dalam mengajarkan Matematika ?
Karena proses pembelajaran dimulai pukul 13.00-14.40 membuat siswa mudah mengantuk dalam mengamati dan mendengarkan guru memberikan materi dikelas. Siswa sering kurang memahami rumus yang sedang dijelaskan. Guru memberikan tugas namun masih banyak siswa yang tidak mengerjakan. Selain itu pihak sekolah tidak mempunyai fasilitas media pembelajaran yang terkait dengan pelajaran tersebut.
3. Apa kendala pengelola terhadap pembelajaran ?
Murid- murid banyak yang iseng dalam mencoret-coret fasilitas sekolah contohnya meja dan kursi padahal padahal sudah dicat ulang berkali-kali. Jarangnya guru yang mempunyai inisiatif dalam membuat media pembelajaran dalam mata pelajaran, hanya sedikit yang melakukan itu, itupunn juga sangat jarang dilakukan. Keadaan buku paket pelajaran banyak yang sudah rusak, karena sudah lama tidak diganti dan banyak siswa yang tidak bertanggung jawab setelah meminjam buku-buku tersebut. Seperti banyak halaman yang hilang, dicoret-coret dan kotor. Dari depdiknas sendiri juga hanya memberikan  sedikit buku pelajaran dan itupun juga diberikan setiap 5 tahun sekali. Pihak sekolah juga tidak tega untuk menyuruh siswanya dalam mengganti buku yang sudah dirusaknya, karena latar belakang ekonomi para siswa tersebut.
4. Metode pengajaran yang dipakai guru ?
Masih konvensional, namun guru tidak hanya sekedar mengajari namun mendidik siswa. Berusaha membimbing siswa ke arah positif. Adanya feedback antara guru dan murid. Komunikasi guru berupa bahasa yang digunakan mudah dipahami siswa. Setiap sehabis menjelaskan teori biasanya guru memberikan contoh kehidupan sehari-hari pada siswa agar dapat dimengerti, tidak hanya sekedar mengerti teori. Guru menerapkan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Guru memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan kemampuannya dengan maju kedepan, dengan menulis jawaban sesuai pemikiran mereka.
5. Stimulus yang diberikan guru terhadap siswa ?
Guru memberikan stimulus terhadap siswa dengan cerita-cerita menarik sebelum memulai pelajaran, untuk mendapatkan perhatian para siswa. Memberikan pujian kepada para siswa, jika sudah mengerjakan sesuatu semaksimal mungkin. Selain itu, pemberian reward pada siswa yang berhasil memperoleh nilai terbaik dalam ujian akhir sekolah akan diberikan hadiah berupa mengajak makan bersama guru tersebut. Ini dilakukan untuk menyemangati siswa tersebut dan siswa lainnya untuk mendapatkan nilai maksimal.
6. Media pembelajaran yang digunakan ?
Hanya pedoman berupa buku paket yang dipinjami dari pihak sekolah
7. Program khusus untuk meningkatkan hasil belajar siswa ?
Kepala sekolah berencana akan memberikan piagam dan piala kepada tiga siswa terbaik dari kelas 1-6. Itu dilakukan untuk meningkatkan minat belajar para siswa. Selain itu rencananya akan dilaksanakan bimbingan mata pelajaran satu jam sebelum bel sekolah masuk.

Kesimpulan
Dari kesimpulan hasil observasi yang dilaksanakan di SDN Jati Padang 04, masih banyak kendala-kendala yang diamati dan dirasakan perlu perbaikan dan peningkatan fisik infrastruktur, fasilitas, sarana prasarana, kualitas pengajaran hingga alat bantu untuk memudahkan dalam menyampaikan materi terutama matematika. Semua warga sekolah harus saling bergotong royong dan membantu satu sama lain dalam PBM agar kekurangan tersebut dapat diminimalisir dan menjadikan kegiatan belajar lebih bermakna. 



Foto Hasil Observasi

                       
                    
SDN 04 Jati Padang                               Gedung Sekolah                             Hasil UN tahun kemarin

            
Kelas 5                                               Buku Paket yang digunakan         Proses belajar mengajar


              
Media pembelajaran yang             Buku pedoman guru                         Data siswa dan pendidik
Dujadikan hiasan kelas



                                                           Sekar (Siswa yang diwawancarai)

Selasa, 03 April 2012

DIP (Survey Pengelompokkan Adopter)

PENDAHULUAN



        inovativeness adalah derajat dimana seseorang atau sekelompok orang relativ dapat menerima ide – ide baru dengan cepatdaripada orang lainnya. Adopter adalah orang/kelompok yang memakai atau menerima suatu inovasi. Hubungan antara innovativeness dengan adopter adalah kecepatan seseorang atau kelompok dalam menerima suatu inovasi yang ada sesuai dengan tingkat keinovatifannya. Dari innovativeness tersebut, terdapat pengelompokkan adopter , yaitu :
1. Inovator: Adalah kelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru. Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya. Orang-orang seperti ini lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini memiliki gaya hidup dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman atau relasi.

2. Pengguna awal: Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator. Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru.

3. Mayoritas awal: Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.

4. Mayoritas akhir: Kelompok yang ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi inovasi.

5. Laggard: Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya, dan menganggap mereka ketinggalan zaman. 



Dari teori adopter tersebut, masuk ke pengelompokkan yang manakah kalian ?

Pembahasan 

Dari penjelasan yang dikemukakan diatas maka dalam forum grup DIP (Difusi Inovasi Pendidikan), diadakan survey kecil-kecilan yang diadakan untuk mahasiswa TP’10 NR, survey tersebut bertujuan untuk mengamati para mahasiswa masuk ke pengelompokkan adopter inovator, early adopters, early majority, late majority, dan leggards. 


       Setelah survey dilakukan dari 42 member terdapat 35 Member yang menjawab pertanyaan dalam forum tersebut. Dari 35 koresponden dibagi dengan banyaknya jawaban dari masing-masing sekitar 7 koresponden merasa dirinya masuk kekategori inovator, 5 koresponden memilih early adopters, 10 Koresponden memilih Early Majority, 2 koresponden late majority, dan tidak ada yang memilih leggards. Namun, ada juga beberapa koresponden yang memiliki jawaban berbeda, termasuk saya, hehe. Koresponden-koresponden tersebut memilih dua jawaban tersebut dikarenakan ada dua pengelompokkan adopter didirinya, ada juga yang menginginkan pengelompokkan adopter tersebut namun, ia merasa lebih masuk ke pengelompokkan adopter yang lain.
      Jawaban lain tersebut yaitu 1 koresponden merasa antara inovator dan juga pengadopsi awal, 1 koresponden memilih antara early majority dan akhir majority (saya hehehe), antara early adopters dan early majority terdapat 3 koresponden. Menjawab forum namun tidak menjawab dirinya masuk ke pengelompokkan adopter ada 6 koresponden. Dan member yang tidak menjawab forum ’adopter’ 6 member.


      Dari survey yang dilakukan di ketahui aneka alasan para koresponden mengenai pengelompokkan adopter, yaitu paling banyak memilih mempermudah pembelajaran/mengatasi masalah juga faktor hambatan masing-masing 6 koresponden. Selanjutnya meningkatkan kualitas pendidikan juga memperhatikan keuntungan dan kerugian suatu inovasi masing-masing terdapat 3 koresponden. Ada pula yang memilih pelopor inovasi yang terdapat 2 koresponden atas pilihan tersebut. Namun ada juga yang menjawab teori adopter tanpa menyebutkan dirinya masuk ke pengelompokkan mana.





Ini adalah polling hasil survey tersebut tertinggi diduduki oleh kelompok Early Majority, Posisi kedua ditempati inovator, posisi ke tiga ditempati yang tidak memilih pengelompokkan dan member yang tidak menjawab forum. Setelahnya terakhir pada posisi early adopters dan jawaban lain.

Maka dapat disimpulkan mayoritas mahasiswa tepe’10 nr lebih cenderung merasa dirinya early majority.

Penutup

        Dalam pengelompokkan inovasi kita dituntut untuk menjadi inovator, terlebih mahasiswa tepe yang menyediakan kemudahan dan berbagai sumber belajar dibidang pendidikan. Dengan penambahan kurva pengelompokkan inovasi yang tadinya sekitar 2,5 persen menjadi setidaknya 10 % maka akan berimbas pada elemen-elemen penting lainnya tidak hanya fokus pada pendidikan namun ekonomi, sosial, budaya dsb. Maka dari itu kita harus jeli melihat banyaknya inovasi yang bisa kita terapkan untuk kedepannya bagi diri sendiri dan sekitar.



SUMBER : FACEBOOK.COM/GRUPDIP

MAAF BILA HASIL POLLING SANGAT TIDAK BAGUS KARENA ADA UNSUR KESALAHAN TEKNIS. Terima Kasih




Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates